Wednesday, December 29, 2010

Leonard Theosabrata, yang filosofinya dalam mendesain furniture adalah “simplicity”, telah membawanya ke kancah internasional. Pria berumur 31 tahun ini dikenal sebagai salah satu dari desainer hebat untuk produk dan interior. Satu-satunya orang Indonesia yang termasuk dalam Desainer Muda Asia untuk publikasi Jerman di tahun 2006. Desainnya telah memenangkan beberapa penghargaan desain ‘red dot’ di Jerman dan di tahun 2006 untuk penghargaan Italy’s Well Tech. Dan hasil pekerjaaannya dipajang di Museum Sains dan Teknologi sepanjang Pameran Milan 2006. Untuk prestasinya di desain, Leo terpilih sebagai salah satu dari lima orang Desainer muda Asia, dari Deutsche Welle’s New channel, DW-TV Asia+, yang diluncurkan di Jakarta.

Tujuan Leonard di kancah internasional tidak segera terlihat. Segera setelah ia lulus SMA di tahun 1997, orang tuanya mengirimnya ke Amerika untuk belajar di Art Institute of Houston di Texas. Sejak Leonard SMA, ia selalu tertarik pada seni. Tidak sepenuhnya desain, tetapi seni. Bagi Leonard terdengar tipikal tetapi diakuinya itu benar, karena ketertarikannya pada seni membangun ketertarikan pada desain.

Dan setelah dua tahun belajar dan bekerja di Houston, ia merasa tidak menikmati grafik sebanyak yang ia harapkan. Leo mulai berpikir untuk berubah jurusan tetapi masih tidak tahu apa yang terbaik baginya, dan bagaimanapun, ia tetap menginginkan untuk mengemban ilmu di sekolah terbaik di Amerika Serikat. Ayahnya menyarankan ia untuk pindah ke desain produk dan Leo mencobanya.

Pada waktu itu Leo hanya mempunyai satu portfolio desain, jadi ia mendaftar di sekolah yang berjadual malam selama 6 bulan untuk menyiapkan portfolio produknya. Sekolah malam ini disediakan oleh kampus dan ternyata ada banyak orang seperti Leo yang punya ketertarikan tapi tidak mempunyai sebuah portfolio untuk ditunjukan. Setelah menyelesaikan tiga proyek yang diperlukan untuk rekruitmen masuk, Leo diterima di tahun 1999.

Ia belajar produk desain untuk tiga setengah tahun, dan sepanjang waktu itu ia memenangkan bebeapa kompetisi di sekolah termasuk sebuah tim proyekyang mengerjakan desain interior untuk pesawat Airbus 383, disponsori oleh Singapore Airlines. Ia juga mendapatkan kesempatan untuk magang di perusahaan manufaktur mainan Jepang Bandai di Tokyo.

Leo mengatakan pada waktu itu sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan juga sangat kompetitif, tapi Leo bahkan tidak perlu repot-repot untuk mencari pekerjaan. Leo hampir mendapatkan penawaran dari Apple, tetapi ia adalah tipe wirausaha dan tidak mau bekerja untuk orang lain, jadi Leo berpikir untuk kembali dan memulai sendiri bisnisnya karena menurutnya itu lebih berharga. Di tahun 2002, bersamaan dengan adiknya yang akan menikah, ia pulang ke Indonesia.

Secepatnya setelah itu, ia memulai brand furniturenya sendiri, Accupunto, membuat kursi, kursi-kursi makan, bangku-bangku dan kursi-kursi yang dapat ditumpuk, berdasarkan prinsip akupuntur. Bagian-bagiannya dikarakterisasi oleh sebuah bentuk simple yang dapat muat di kamar manapun. Bagi Leonard, itu adalah ide yang sudah dicoba karena ia menggunakannya pada tugas akhirnya di universitas. Dengan kreativitasnya, Accupuncto hadir sebagai produk yang nyaman sekaligus unik dan juga indah dilihat. Sang ayah Yos Theosabrata, yang juga merupakan Direktur Utama Accupunto, awalnya hanya bertujuan untuk membuat tempat duduk yang nyaman dan mampu menopang bentuk tubuh. Lalu sang anak Leonard Theosabrata, yang memiliki latar belakang produk desain, memilih kerangka dari metal untuk mengakomodasi dudukan dan sandaran yang dibuat dari tonjolan-tonjolan plastik.

Modern yang minimalis, tempak duduk Accupuncto yang memberikan kombinasi unik metode akupuntur dan dengan sukses mentransformasikannya menjadi sebuah produk furnitur yang selain enak diduduki, juga menunjang kesehatan.

Leonard mengatakan bahwa desainnya terpengaruh oleh kemajuan Bauhaus di Jerman dari 1920-1930, satu kemajuan desain yang paling penting di abad ke-20 adalah dimana setelah itu terpengaruh oleh perkembangan di dalam seni, arsitektur dan desain.

Satu dari prinsip kemajuan Bauhaus adalah “bentuk mengikuti fungsi”, dan dipermudah bentuk-bentuk radikal, disimpulkan rasional dan fungsional, dan menginisiasi ide-ide untuk produksi massa.

Pengalaman dari menciptakan brandnya sendiri membawanya ke Eropa dimana Leonard menyebutnya pusat dari desain produk dan interior. Karena walaupun Leo belajar di Amerika Serikat, ia selalu ingin pergi ke Eropa. Dan akhirnya mimpi Leo terwujud dengan mengambil bagian dalam pameran-pameran di Eropa dan bersanding bersama brand-brand yang ia kagumi.

Sepanjang tahun kedua Accupunto, Leonard ambil bagian di satu pameran desain terbesar Eropa. The International Meuble Messe in Cologne.. Sempat mendapat pujian dari majalah Wallpaper, Accupuncto ini juga masuk dalam daftar 10 produk terbaik pada pameran internasional Koln di Jerman diawal tahun ini. Berbagai kompetisi desain produk pun diikutinya, dan dalam Penghargaan Red Dot yang cukup bergengsi di Jerman, Accupuncto juga sempat terpilih menjadi salah satu dari 339 penerima penghargaan Red Dot tahun 2003, diantara 1.494 produk desain lain dari 28 negara.

By : zoe
Referensi: The Jakarta Post, www.rockczar.com

0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY