Saturday, February 26, 2011

Psikologi warna??

“Phycho!”.Ya, kata ini sering kali saya gunakan untuk mengatai teman-teman saya yang mempunyai rock and roll attitude. Tapi bukan ini yang akan saya bahas. Saya ingin membahas mengenai psikologi desain.

Sebelumnya, mari kita cari tahu dulu apa itu yang disebut psikologi. Psikologi atau phsychology berasal dari kata psycho, yang berasal dari bahasa Yunani,”Psukhe” yang artinya pikiran, jiwa (mind, jadi phsyco artinya bukan gila!), sementara logy sendiri berarti ilmu, jadi artinya adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan pikiran. Psikologi adalah sebuah displin ilmu yang sifatnya akademis dan terapan yang melingkupi studi mengenai proses mental dan perilaku. Apa saja yang dipelajari oleh para psikolog? Biasanya persepsi, kognisi (proses penyerapan pengetahuan), emosi, kepribadian dan hubungan interpersonal. Psikologi juga dikenal akan terapan pada aktivitas sehari-hari dan sub bidangnya banyak sekali, dan blog Tjoret adalah blog mengenai desain, jadi pastinya saya akan membicarakan hubungan psikologi dengan desain.

Untuk desain pun ilmunya mempunyai banyak sub. Mari kita bahas dahulu psikologi dari desain komunikasi visual. Desain komunikasi visual bisa dikatakan adalah seni menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain. Dengan tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku orang-orang (baca: target) sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa seni rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan khaidah bahasa visual yang khas. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan komunikatif. Disini ada faktor untuk harus menyampaikan suatu pesan yang sifatnya persuasif maka peranan psikologi persepsi sangat dibutuhkan. Sebagai penyampai pesan kita harus memahami keadaan dan sifat dari target. Dengan kita memahami apa, siapa, dan bagaimana sasaran kita, apa yang akan kita sampaikan akan mengena dan efisien. Sebuah pesan akan percuma jika tidak dipahami oleh penerimanya.

Sekarang bagaimana hubungan psikologi dengan desain grafis atau desain website? Yang bermain dalam psikologi salah satunya adalah warna. Warna berfungsi untuk memberikan vibrasi tertentu di dalam suatu desain. Apa saja efek psikologisnya?

Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan efek psikologi ‘panas’ , ‘berani’ , ‘marah’ dan ‘berteriak’. Beberapa studi juga mengindentifikasi merah sebagai warna yang sexy(waw!). Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna merah sebagai aksen karena sifatnya yang kuat. Misalnya, foto hitam putih di berikan aksen warna merah sedikit saja sudah bisa membuat foto tersebut menjadi terlihat berbeda.

Hijau adalah warna yang tenang karena biasanya di kaitkan dengan lingkungan dan alam. Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna hijau untuk memberikan kesan segar. Dan dengan mudah kita bisa memberikan nuansa membumi dengan kombinasi warna hijau dan coklat gelap. Kalau warna merah di atas bisa di ibaratkan sebagai musik rock dengan hentakan keras dan cepat, maka warna hijau bisa di ibaratkan sebagai musik klasik (atau musik-musik meditasi). Maka itu berhati-hatilah memadukan merah dan hijau, karena akan sedikit bermasalah.

Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang ‘dingin’. Kalau di dunia desain, biru sering di sebut “warna corporate” karena hampir semua perusahaan menggunakan warna biru sebagai warna utamanya. Tidak heran memang, karena biru merupakan warna yang termasuk tenang dan bersifat penyendiri. Efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai warna yang sedih. Biru juga bisa di pakai untuk menurunkan nafsu makan, karena berkonotasi dengan racun. Jadi gunakanlah warna biru untuk mendesain box obat diet.

Kuning adalah warna yang ceria, menyenangkan dan menurut saya sedikit ‘melompat-lompat’. Tidak heran warna kuning identik dengan mainan anak-anak. Kuning juga biasanya di gunakan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang melihat desain kita. Karena begitu kuatnya warna kuning ini, seringkali di gunakan untuk mendapatkan perhatian orang. Ingat rambu lalu lintas yang memberikan tanda bahaya? Semua di dominasi warna kuning atau merah (yang masih satu garis keturunan).

Ungu adalah warna yang memberikan kesan spiritual, kekayaan dan kebijaksanaan. Ingat desain baju penyihir / dukun / sejenisnya di jaman medieval, kebanyakan di dominasi warna ungu. Ungu juga warna yang unik karena sangat jarang kita lihat di alam. Dengan menggunakan warna ungu kita bisa memberikan kesan unik pada desain kita, baik kita menggunakan secara dominan atau hanya sebagai aksen saja. Kelemahannya adalah sangat susah di padukan dengan warna lain, kita harus ekstra hati-hati memikirkan warna yang cocok bersanding dengan warna ungu.

Coklat adalah warna bumi, memberikan kesan hangat, nyaman dan aman. Namun selain itu, coklat juga memberikan kesan ’sophisticated’ karena dekat dengan warna emas. Bisa di bayangkan kesan ‘mahal’ desain dengan kombinasi warna hitam dan coklat muda. Dan tidak lupa, coklat juga bisa memberikan nuansa ‘dapat di andalkan’ dan ‘kuat’. Saya membayangkan warna coklat bisa di gunakan di firma hukum sebagai warna utama perusahaan mereka.

Oranye adalah hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek yang di hasilkan masih tetap sama, yaitu ‘kuat’ dan ‘hangat’. Warna ini sering di gunakan pada tombol website yang penting, seperti ‘buy now’ , ‘register now’ dan lainnya yang sejenis, istilahnya adalah ‘call to action’ button. Dari sisi psikologis sebenarnya warna oranye memberikan kesan tidak nyaman, dan sedikit gaduh. Mungkin karena sebab itulah warna ini paling banyak di pakai untuk menarik perhatian orang.

Hitam adalah warna yang gelap, suram, menakutkan tetapi elegan. Saya merasa elemen apapun jika di taruh di atas background hitam akan terasa lebih bagus (misalnya, pada waktu menampilkan foto, portfolio atau produk).

Putih adalah warna yang murni, tidak ada campuran apapun. Karena itu sering di anggap sebagai warna yang menimbulkan efek suci dan bersih. Ketika kita ingin membuat desain yang simple dan minimalis, menggunakan warna putih adalah langkah yang tepat (walaupun bukan cara satu-satunya).

Jadi setelah mengetahui psikologi warna pada desain grafis, website, komunikasi visual, apa warna favorit anda? Anda bisa menetapkan tujuan dan menerapkan psikologi ini pada apapun jenis desainnya dan apapun targetnya. Selamat mencoba!

Referensi: my.opera.com/ihacky/blog/psikologi-warna-pada-desain-grafis; jurusgrafis.com/artikel/psikologi-warna-desain-grafis; Color Psychology in Logo Design; www.ebooklibs.com/antara_psikologi_persepsi_dan_desain.
By Zoe

0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY