Tuesday, October 5, 2010


Untuk membedakan seseorang, dapat kita mulai dari bentuk fisiknya, bagaimana parasnya, jenis kelamin, potongan rambut dan sebagainya. Kemudian kita dapat membedakan orang dari namanya, dan intinya setiap orang punya spesifikasi masing-masing sebagai poin diferensiasi dengan orang yang berbeda.

Sebagai bagian dari Branding, merek merupakan bagian dari cara mengidentifikasi sebuah produk barang maupun jasa sebagai diferensiasi dengan produk atau jasa dari produsen yang lain yang terdiri dari terminologi, simbol, desain, nama atau kombinasi diantaranya. Merek terdiri dari;

  1. Nama merek yang merupakan bagian dari merek yang terdiri dari literasi yang dapat dieja.
  2. Tanda merek yang menjadi bagian dari merek secara simbolis dan kurang terbacaannya atau tidak dapat dibaca sama sekali, seperti; simbol, desain warna atau huruf yang dirancang sendiri.
  3. Merek dagang yang adalah bagian-bagian dari merek yang yang didaftarkan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HaKI) dan dilindungi secara hukum sehingga penjual mendapatkan hak ekslusif untuk, menggunakan dan atau melindungi menggunakan nama merek atau tanda merek tersebut.
  4. Copyright yang menjadi dasar hukum peng-eksklusifan hak menggandakan, mempublikasikan dan menjual sesuatu yang berbentuk karya-karya seni seperti musik, buku, lukisan, grafis, font dll.

Dengan komponen-komponen merek seperti yang disebutkan diatas, merek akhirnya harus memiliki dua unsur;

  1. Brand name yang tediri dari huruf maupun kata-kata yang dapat terbaca sebagai bahan identifikasinya secara literasi.
  2. Dan brand mark yang berbentuk simbol, baik yang dibuat terpisah dari namanya merujuk pada hal-hal berbau filosofis tuntutan perusahaan tersebut kepada desainer, maupun simbol atau tanda yang diangkat dari modifikasi tipografi nama Brand yang bersangkutan.

Merek merupakan representasi dari kebijaksanaan perusahaan, mulai dari konsisten memberikan ciri melalui nama, nada, sikap, manfaat dan sebagainya, dan pada akhirnya merek menjadi lebih dari sekedar jaminan kualitas karna didalamnya terdapat pengertian-pengertian berikut;

  1. Atribut produk yang terdiri dari kualitas, gensi, nilai jual kembali desain, dan lain-lain.
  2. Manfaat yang dapat berupa manfaat fungsional maupun manfaat psikologis dan atau emosional.
  3. Nilai sebagai pernyataan langsung tentang sang produsen yang di branding.
  4. Budaya sebagai filosofi tertentu sang produsen.
  5. Kepribadian sebagai citra produk.
  6. Target pasar penjualan produk tersebut.

Merek berkembang menjadi asset yang disebut goodwill yang dipampang pada neraca sehingga menjadi revenue dimasa yang akan datang melalui efford branding sebuah perusahaan. Melalui marketing, merek di branding, dipelihara, dilindungi dan dinaikkan citra-nya, namun demikian, seperti halnya sebuah bahan baku yang berkualitas pada akhirnya mendorong pemasaran dengan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan bahan baku yang berkualitas lebih rendah, hal ini memberikan kuantitas margin yang berbeda. Pada merek, citra perusahaan yang akhirnya diteruskan tugasnya oleh marketing dimulai dari dapur desainer membangun imej yang dibutuhkan, sehingga marketing memiliki modal yang baik untuk melakukan tugas selanjutnya.

Merek yang memiliki nilai yang tinggi dimata konsumen dimulai dari dikenalnya merek tersebut dimata masyarakat, brand loyalty hingga ketingkat fenomena fanatisme pada merek tersebut, hal ini merupakan pekerjaan perusahaan secara keseluruhan serta dedikasi yang terus menerus untuk memiliki dampak psikologis dan revenue hingga menyentuh fenomena level yang terakhir tersebut.

Dalam memasarkan sebuah produk, produsen meiliki dua cara yang berbeda untuk memberikan value tertentu pada produk tersebut, produk yang dikeluarkan oleh produsen dapat memiliki merek yang berbeda-beda untuk memperjelas berbagai dieferensiasi sebuah produk meski berasal dari produsen yang sama, dan ada juga yang menggunakan satu nama bertambahkan extension name dibelakangnya;

  • Individual branding, Merek yang timbul dengan strategi branding seperti ini biasanya menggunakan nama, simbol, terminologi dan sebagainya yang berbeda untuk produk sejenis dengan kualitas berbeda untuk target pasar yang berbeda pula meskipun dalam satu payung produsen, seperti Politron dan Digitec yang masih dalam produksi PT. HIT (Hartono Istana Teknologi)
  • Family branding, Merek dengan cara ini lahir dari strategi pasar ini berusaha mempertahankan dan memperkuat revenue sebuah brand, namun ada banyak peristiwa yang akhirnya revenue bagi merek ini berakhir fluktuatif dimata masyarakat, cara seperti ini banyak digunakan oleh produsen makanan maupun kendaraan seperti; toyota yang mengeluarkan varian kijang, prius, hilux dan sebagainya.

Dirunut melalui jaringan pasarnya merek dibedakan menjadi;

  1. Manufakture brand atau brand perusahaan melahirkan merek-merek asli dari produsen produk atau jasa tersebut secara langsung, sebagai contoh suzuki satria, honda tiger, soffel, rinso dsb
  2. Private brand timbul sebagai usaha membranding produk generik oleh distributor atau penjual dengan nama distributor atau penjual tersebut, contohnya; kapas bermerek indomaret, korek bermerek c-k dsb
  3. Generik brand adalah brand virtual yang muncul dibenak konsumen pada produk-produk tanpa merek dan branding yang jelas, hal ini biasanya terjadi pada produk-produk yang dijual dipasar tradisional seperti sayur mayur, daging, ikan , minyak curah dsbnya. pencitraan produk dibentuk melalui distributor dan atau penjual produk-produk tersebut.






0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY