Monday, October 18, 2010

Ruangan yang indah dan teratur akan terasa jauh lebih nyaman ketimbang ruangan yang suram dan berantakan. Bagaimana sebuah ruangan ditata dan diatur mempengaruhi sirkulasi orang didalamnya, psikologi manusia yang menempati maupun melewatinya serta rasa betah dan lain sebagainya.

Meskipun memperindah, menata dan mengkombinasi berbagai warna pada sebuah ruangan adalah attitude dasar yang dimiliki manusia terhadap ruangan yang dimilikinya, tentunya masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai hal tersebut.

Pertimbangan-pertimbangan yang kelihatan sepele bagi anda seperti jarak meja dengan dinding, atau lampu apa yang digunakan untuk ruangan yang mana adalah ide dasar dari sebuah desain interior, sehingga D.K Ching (2002:46) menyimpulkan makna desain interior sebagai;

perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam sebuah bangunan sehingga keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktifitas dan memenuhi aspirasi kita serta mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian kita.
Oleh sebab itu tujuan utama dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior. Sehingga dapat diartikan bahwa desain interior merupakan teknik memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia didalam ruangan dengan tujuan menciptakan ruangan yang fungsional dalam struktur bangunan yang dirancang oleh arsitek.

keilmuan secara teknis mempengaruhi rasa aman dan efesiensi, sedangkan estetika memberikan citra dan daya tarik, sehingga dibutuhkan kombinasi keduanya untuk menciptakan sebuah desain interior. Aspek teknik dalam desain interior dimulai dari aspek konstruksi yang diperoleh dari menghitung kekuatan dan fungsi material, hingga ergonomi furniture dan ruang, namun pengembangan melalui aspek teknis saja tidak akan memberikan impact penuh pada desain sehingga hanya akan melahirkan kesan monoton, oleh karna itu aspek estetika penting diperhatikan untuk memberikan efek yang lebih indah dan dalam.

Tata ruangan memiliki pengaruh besar terhadap sirkulasi manusia dalam ruangan tersebut, penataan ruang bagi kepentingan sirkulasi orang ini diperhitungkan dengan menjamin ergonomi furnitur ruangan serta space yang tersedia bagi lalu lalangnya manusia didalamnya. Jarak dan peletakan satu objek dengan objek lainnya mempengaruhi efesiensi kerja dan perilaku manusia, contohnya; bila jarak meja komputer dengan printer diletakkan terlalu berjauhan sedangkan kebutuhan untuk mencetak melalui printer sangat besar akan mempengaruhi efektifitas kerja, waktu, mekanisme berpikir, dan akhirnya mood manusia melakukan pekerjaannya.

Material yang digunakan pada objek yang terletak pada ruangan memberikan arti penting terhadap durabilitas, mobilitas serta kenyamanan penggunaan objek tersebut oleh manusia. Hal ini akhirnya menjadi tugas desainer interior agar memilih atau bahkan mendesain objek yang tepat peruntukkannya pada sebuah ruangan tersebut. Contohnya; jika sebuah kafe yang memilih meja display dengan material yang seadanya hanya mementingkan aspek ketergunaan semata akan mengeluarkan biaya berkali-kali mengganti meja tersebut dibandingkan yang memilih meja yang menggunakan material tahan lama.

kesan interior yang didominasi warna merah tentunya lebih atraktif namun juga menimbulkan implikasi intimidasi pada warna-warna yang kurang dominan. Begitu berkesannya warna sehingga pengetahuan tentang warna dan aplikasinya pada desain interior juga sangat penting. Pembentukan gairah pada ruangan serta penyesuaian warna dengan fungsi ruangan mempengaruhi psikologi manusia dan interaksinya pada ruangan tersebut. Dapat kita perhatikan misalnya penggunaan warna putih lebih dominan pada rumah sakit dibandingkan warna lain, karna warna putih memiliki efek tertentu bagi manusia yang beraktifitas didalam rumah sakit.

Mengapa ditempat-tempat seperti bar atau cafe yang meskipun beroperasi hingga malam cahayanya lebih fokus pada spot-spot tertentu dan temaram atau bahkan mendekati gelap? mengapa pencahayaan tersebut tidak dapat diaplikasikan pada ruangan seperti kantor atau sekolah? Cahaya memberikan gairah pada ruangan, dengan orientasi tertentu maka pencahayaan untuk kepentingan berbeda akan berimplikasi kontras pada aktifitas dalam ruangan tersebut. Perlu kita ketahui bahwa warna cahaya, intensitas dan bentuk dari lampu dapat memberikan dampak berbeda terhadap psikologis manusia.

Sebagaimana tuntutan pada bidang keilmuan desain yang lain, memenuhi tuntutan klien atau audiens adalah orientasi perancangan desainer interior, oleh sebab itu arti penting pendidikan dalam mengkualifikasi seorang desainer menetukan kecakapannya dalam mengidentifikasi keinginan klien dengan berbagai poin yang dianggap krusial agar tercipta perencanaan ruang yang matang, fungsional, terintegrasi erat dengan manusia dan kegiatan didalamnya. Di negara maju, kualifikasi ini diperoleh melalui ketentuan ketentuan khusus terutama pendidikan dan ditandai dengan izin khusus pula.

Secara garis besar tugas desainer interior adalah sebagai berikut;

  1. Meneliti dan menganalisis persyaratan dan tujuan klien, mengembangkan dokumen desain dan menggambarkan diagram dan outline untuk keperluan tersebut.
  2. Memformulasikan perancangan awal, membuat konsep perancangan secara dua dimensi dan tiga dimensi dan membuat skets agar mampu menyatukan dengan kebutuhan klien dengan berdasarkan pada pengetahuan megenai prinsip-prinsip desain dan teori tentang kebiasaan manusia.
  3. Memastikan bahwa perencanaan ruang dan konsep desainnya mempertimbangkan aspek keselamatan, fungsional, keindahan serta memastikan bahwa seluruh elemen yang dirancang sesuai dengan persyaratan kesehatan dan kesehatan umum termasuk didalamnya pengkodean, aksesibilitas, lingkungan dan petunjuk keberlangsungan.
  4. Memilih warna, bahan dan finishing agar sesuai dengan dengan konsep desain dan yang sesuai secara sosio-psikologis, fungsional, kemudahan perawatan, penampilan, lingkungan dan persyaratan keamanan.
  5. Memilih dan memilah furnitur berikut fixtur dan perlengkapannya, mengawasi proses pengerjaannya agar sesuai dengan konsep desain termasuk pembuatan gambar kerja perabot dan deskripsi detail produknya.

Kunci penting penggarapan ruang oleh desainer interior merupakan intensitifitas komunikasi dengan klien dikombinasikan dengan identifikasi fisik ruangan atau bangunan itu sendiri. Karnanya pada pengerjaan desain interior, mengatahui benar karakter klien dan orientasi desain interior bagi klien tersebut menjadi sangat penting, sehingga jangan heran jika seorang desainer interior akan menanyakan hobi anda apa, hanya untuk mendesain kamar mandi anda.

Di Indonesia, seorang desainer interior dapat mengerjakan berbagai interior ruangan bagi berbagai bangunan arsitektural, meskipun desainer interior tersebut akan terspesialisasi dengan sendirinya seiring kuantitas jenis interior yang digarapnya. Dinegara maju izin yang diberikan bagi desainer interior erat kaitannya dengan spesialisasi yang dimilikinya dan didapat melalui berbagai ujian kepatutan.

Jadi maksimalkan fungsi ruangan yang anda miliki atau gunakan, dengan berkonsultasi dan menggunakan jasa desainer interior.





0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY