Tuesday, January 4, 2011

Hugo Alvar Aalto, desainer Finlandia yang dijuluki sebagai “Bapak Modernisme” di negara-negara Nordik, yang karyanya meliputi arsitektur, furniture, tekstil dan barang pecah belah, lahir di Kuortane, Finlandia, 3 Februari 1898, ayahnya, Johan Henrik Aalto adalah seorang surveyor tanah-tanah di Finlandia, ibunya Selly Matilda adalah seorang kepala kantor pos. Ketika Aalto berumur 5 tahun, keluarganya pindah ke Alajarvi, dari Alajarvi pindah lagi ke Jyvaskyla di Finlandia tengah. Aalto belajar di sekolah Lyceum Jyvaskyla, menyelesaikan pendidikan dasarnya di tahun 1916. Pada tahun 1916, ia mendaftarkan diri untuk belajar arsitektur di Universitas Teknologi Helsinki, dan lulus pada tahun 1921.

Pada tahun 1923, ia kembali ke Jyvaskyla, dimana ia membuka kantor arsitektur pertamanya. Aalto membuat Jyvaskyla menjadi sebuah kota terkemuka untuk arsitektur, dengan banyak gedung-gedung yang dirancang olehnya dibanding di kota-kota lain. Pada tahun berikutnya, ia menikah dengan arsitek bernama Aino Marsio. Aalto memindahkan kantornya ke Turku pada tahun 1927, dan mulai berkolaborasi dengan arsitek Erik Bryggman. Kantornya pindah lagi di tahun 1933 ke Helsinki. Aalto dan keluarganya mendesain dan membangun sebuah rumah kantor (1935-36) untuk mereka sendiri di Munkkiniemi, Helsinki, tetapi kemudian (1954-56), Aalto membangun rukan di lingkungan yang sama. Gedung yang dibangun ini sekarang dinamakan Akademi Alvar Aalto.

Karir Aalto berubah-ubah, dari gaya klasik Nordik ke gaya internasional dan ke arah yang lebih personal, sintetik dan idiosinkratik modernisme. Ranah jangkauan aktivitas desainnya mulai dari skala besar perencanaan kota dan arsitektur sampai desainer interior, furniture, desain kaca dan lukisan. Aalto mendesain 500 gedung-gedung individu, tepatnya 300 untuk yang telah dibangun, terutama di Finlandia. Ia juga membangun beberapa bangunan di USA, Jerman, Italia dan Perancis.

Aalto mengklaim bahwa lukisan-lukisannya bukanlah karya seni individu, tetapi sebagai bagian dari proses desain arsitektur, dan banyak dari eksperimen “ukiran”nya yang berskala kecil dengan kayu mengantarnya ke bentuk dan detil arsitektural yang lebih besar. Eksperimen-eksperimen ini juga menyebabkan banyak paten-paten, contohnya, ia menciptakan bentuk baru dari furniture mebel kayu lapis yang dilaminasi di tahun 1932. Metode eksperimentalnya terinspirasi dari pertemuannya dengan anggota-anggota sekolah desain Bauhaus, terutama Lazzlo Moholy-Nagy, dimana mereka pertama kali bertemu di tahun 1930. Furniture Aalto dipamerkan di London, di tahun 1935, demi permintaan konsumen, Aalto dan istrinya Aino, Maire Gullichsen dan Nils-Gustav Hahl mendirikan perusahaan Artek di tahun yang sama.

Karakter desain Aalto di ekspresikan dengan karateristik Finlandia dan kepribadiannya. Pribadi Aalto cenderung santai dan mengalir. Aalto menganggap arsitektur adalah suatu tempat dimana suatu sistem berhubungan dengan sistem lainnya. Aalto mempunyai obsesi untuk memperlihatkan suatu yang kontras.

Pertemuannya dengan Herry dan Maire Gullichsen memberikan kesempatan untuk menuju produksi industri. Aalto kemudian mendesain mebel untuk produknya. Dari sinilah Aalto mengenal dan menghargai kayu sebagai bahan ekspresinya diatas beton. Menurut Aalto masalah arsitektural yang paling sulit adalah membentuk lingkungan sekitar bangunan ke dalam skala manusia. Lahan yang tersisa sebaiknya tidak diolah hanya sebagai taman melainkan sebagai pergerakan organik dari manusia dan dapat bersesuaian dengan bentuk, sehingga didapat hubungan yang erat antara manusia dan arsitektur. Dalam 'Paris Pavillion' masalah ini dapat diselesaikan. Pendekatan organik dari manusia diterapkan Aalto pada detailnya. Viipuri Library dan Paimio Sanatorium, meskipun dibangun dengan beton bertulang, Aalto tetap memberikan waktu untuk memperluasnya dengan aturan fungsional dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan fisik maupun psikis.

Perhatiannya pada modifikasi alam dari lingkungan dan pada indistrik tapak memberikan kesinambungan karya-karya uniknya dari periode fungsionalis. sekitar Tahun 1920 dan pada fase yang lebih ekspresif pada sekitar tahun 1950. Sebagai gambaran dari sikap anti mekanistik, Aalto menyatakan bahwa membuat arsitektur yang lebih baik, lebih fungsional daripada hanya sekedar teknikal. Hal ini dapat mencapai kehidupan yang harmonis bagi manusia.

Aalto mempunyai konsep dualistis mengenai penciptaan arstitektur. Menurut Aalto aristektur memerlukan waktu yang lama untuk berkembang dan perkembangannya dapat terjadi pada dua tempat yang berbeda. Penerapannya ada pada “Saynatsalo Town Hall” dan ‘Villa Mairea’. Aalto berusaha memuaskan kriteria sosial dan psikologi dan secara efektif menjauhkan diri dari dragmatik aliran fungsionalis disekitar tahun 1920. Aalto juga memuaskan perhatiannya pada kreasi lingkungan yang akan menghasilkan kebaikan manusiawi (human well being).

Personal
Aino dan Alvar Aalto mempunyai 2 orang anak, seorang putri Johanna "Hanni" Alanen, yang lahir pada tahun 1925, dan seorang putra Hamilkar Aalto, yang lahir pada tahun 1928. Pada tahun 1926 Aalto merancang dan membangun sebuah pondok musim panas di Alajärvi, Villa Flora. Aino Aalto meninggal karena kanker pada tahun 1949. Pada tahun 1952 Aalto menikah lagi dengan Elissa Mäkiniemi (meninggal 1994), yang telah bekerja sebagai asisten di kantornya. Pada tahun 1952 Aalto meancang dan membangun lagi sebuah pondok musim panas, eksperimental yang disebut House, untuk dirinya sendiri dan istri barunya di Muuratsalo Tengah Finlandia. Alvar Aalto meninggal pada tanggal 11 Mei 1976, di Helsinki.

By : Zoe
Referensi: Wikipedia, www.arsiteka.com/.../alvar-alto-pelopor-arsitek-modern.html, www.answers.com, www.interiordezine.com, www.articlesphere.com

0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY