Tuesday, March 15, 2011

Jack Cardiff lahir di Great Yarmouth, Norfolkpada tanggal 18 September 1914, anak dari Florence dan John Joseph Cardiff, penghibur untuk gedung music. Dia bekerja sebagai actor dari usia yang sangat muda, di gedung pertunjukan music dan dalam beberapa film bisu seperti, My Son, My Son (1918), Billy’s Rose (1922), The Loves of Mary, Queen of Scot’s (1923) dan Tiptoes (1927).

Di umur yang ke-15, ia memulai bekerja sebagai seorang asistenkameramen, clapper boy dan produksi untuk British International Pictures, termasuk salah satu episode dalam serial Alfred Hitchcock’s, The Skin Game (1931).

Di tahun 1935, Cardiff lulus dari menjadi kamera operator dan sinematografer pengganti, bekerja sebagian besar di London films. Ia adalah orang pertama yang men-shoot sebuah film di Inggris dalam film berwarna (technicolour): Wings of The Morning (1937), ketika perang dimulai, ia bekerja sebagai seorang sinematografer di film-film untuk informasi publik.

Titik balik dalam karirnya dimulai ketika menjadi kameramen kedua dalam Powell &Pressburger’s, The Life and Death of Colonel Blimp (1943); orang-orang disana cukup terkesan untuk mempekerjakan Cardiff sebagai sinematografer dalam film berwarna mereka yang bertajuk perang, A Matter of Life and Death (1946). Kolaborasi mereka berlanjut dengan Black Narcissus (1947), yang membuat Cardiff mendapatkan sebuah piala Oscar dan sebuah piala Golden Globe, dan The Red Shoes (1948). Film-film ini menempatkan talenta Cardiff dalam permintaan yang tinggi, dan serangkaian film-film berbudget besar pun mengikuti. Di tahun 1995, The British Society of Cinematographers memberikan penghargaan seumur hidup. Jack juga memenangkan OBE dan penghargaan spesial, BAFTA.

Di akhir tahun 1950 an, Cardiff mulai menyutradarai, dengan dua keberhasilan nya dalam Intent to Kill (1958) dan Web of Evidence (1959). Di tahun 1960, adaptasinya dari novel DH Lawrence, Sons and Lovers, yang dibintangi oleh Trevor Howard, Wendy Hiller dan Dean Stockwell, adalah hit yang sukses. Film ini mendapatkan 7 nominasi Oscar dan memenangkan Freddie Francis, untuk sinematografi hitam putih terbaik. Cardiff juga menerima sebuah piala Golden Globe untuk penyutradaraan.
Setelah berkonsentrasi dalam penyutradaraan di tahun 1960 an, dia melanjutkan ke sinematografi di tahun 1970 dan 1980an, bekerja pada film-film komersial di Amerika. Sebuah documenter panjang mengenai kehidupan Jack dan karirnya dibuat; Cameraman:The Life and Work of Jack Cardiff (2010). Membutuhkan 17 tahun untuk membuatnya tetapi tidak lengkap dan dirilis sampai setelah kematiannya.

Michael Powell dan Emeric Pressburger-dengan Cardiff, composer Brian Easdale dan desainer, Alfreed Junge- membawa film-film Inggris ke dalam area fantasi dan roman yang sebelumnya di dominasi oleh ekspresionis Eropa dan amerika yang spektakuler.
Untuk Black Narcissus, Cardiff menyulap dari set studio fantasi Himalayan: sebuah rapsodi dari hutan lebat, sungai, gunung-gunung yang tertutup salju dan matahari terbenam yang berwarna jingga, dimana Rumer Godden, pengarang dari novelnya sendiri (novelnya tentang sekelompok biarawati yang bermasalah), menyebut set nya ‘ajaib’ dan anugerah dalam filmnya sebagai ‘dinyatakan tanpa sebuah atom kebenaran’.

Dalam The Red Shoes, cerita tentang obsesi fatal seorang ballerina dengan seni nya-kamera cairan Cardiff dan berani menggunakan ketebalan warna untuk menciptakan sebuah kesatuan dari naturalistic, panggung dan urutan mimpi. Cardiff diberkati dengan bakat menakjubkan atas menceritakan sebuah cerita dengan warna-warna, dan menggunakan merah sebagai efek menyerang, ada baju berwarna merah dan lipsik dari Kthleen Byron’s, dan sepatu balet berwarna merah yang menyiksa ballerina-ballerinaMoira Shearer.

Cardiff dapat menemukan laten erotisme dalam setiap keadaan yang paling tidak menjanjikan, dan beberapa dapat meringankan wanita sebagaimana yang dia bisa, mata terbakar yang di close-up dan bibir yang lembut menyingkapkan kedalaman gairah dalam aktris pendiam seperti Deborah Kerr dan Kim Hunter.

Pekerjaannya untuk rumah produksi Powell dan Pressburger membuatnya satu dari antara sinematografer yang paling terkenal, dan ia membawa elegan dan humor untuk banyak film-film Amerika. Dia bekerja untuk banyak direktur seperti Alfred Hitchcock, dalam Under Capricorn (1949); Albert Lewin, dalam puisi yang menggugah dan sensual, Pandora and the Flying Dutchman (1951); Richard Fleischer, dalam The Vikings (1958), dan Laurence Olivier, The Prince and The Showgirl (1957).Untuk yang terakhir dari film-film ini, Cardiff mengatakan bahwa Marilyn Monroe adalah seorang yang menderita manik depresi, jadi Olivier harus mendapatkan Oscar untuk kesabarannya.

Cardiff meninggal karena sebab ilmiah, di umur yang 94, pada 22 April 2009, hari yang sama dihari Ken Annakin meninggal, dimana ia ia pernah bekerja sama untuk The Fifth Musketeer (1979). Dia meninggalkan empat anak dan seorang istri.


Referensi: www.imdb.com, en.wikipedia.org, www.bfi.org.uk, www.jackcardiff.com
By : Zoe


0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY