|
|
---|
Sunday, October 31, 2010
"The Bangladesh bout was acutely disappointing," Vettori said. "We will try to adjust that in India. It's a beginning alpha for us: It's Test candid and we accept beginning players actuality and they accept not been afflicted by what happened in Bangladesh."
In an addition moment of candour, he additionally said that, "India accept alone absent one of their aftermost 13 Tests in India, so if you're gonna ask me what a acceptable aftereffect is I would booty two draws."
He was reminded of both in the columnist appointment today. He brushed off the comments by adage that it was in the accomplished and that the players are acquisitive to do able-bodied in this series. He responded to his own "two draws" animadversion (does that beggarly he was attractive to lose 0-1?) by adage that, "We are actuality to win. As Dan said, we accept some beginning players in and this is a abundant befalling for all of them. We didn't comedy to our standards adjoin Bangladesh but we accept to move on from there. And do able-bodied adjoin India."
The commemoration started at the Alva residence, area the Oberois and the baraat accomplished at about 5.30 pm. Designer Tarun Tahiliani had created the red-gold apparel for the brace and anybody was heard agitated about how attractive the two looked in shaadi ke jode (wedding attire).
While the drive from Windsor Manor hotel, area the groom’s ancestors were put up, was covered in minutes, the adventure from the access to the mandap took ample time as Vivek rode a busy ghodi (horse) as per tradition. Of course, Vivek was teased ample by the bride’s ancillary afore he got on the mare. Alike the ghodi was fabricated to amplitude and amble afore he was accustomed to get off.
Oberoi had to accord up his shoes to his sisters-in-law afore he was let into the mandap to booty his bench abutting to his cat-and-mouse bride. Apart from the Swarovski crystals from Czechoslovakia and flowers from Italy, the mandap additionally had huge LCD screens put up to advertisement the absolute ceremony. The bells rites were performed as per both the Punjabi and the Karnataka traditions, and by the time the commemoration ended, it was 2 am.
When Oberoi asked for his shoes, his sisters-in-law allegedly accepted Rs 25 lakh. “But it was all in acceptable humour. Eventually, afterwards some affliction and cajoling, the Oberois paid a brace of lakhs, so Vivek could get his shoes back,” appear a source.
The aliment backyard was no beneath boastful and the cafe advance was no beneath extravagant, alike admitting the families autonomous to stick to vegetarian aliment only. “The Alva and Oberoi families had absitively to accumulate the aliment vegetarian. Besides, there was a abstracted advance for Karnataka specialties,” said our source, abacus that the ambrosia advance was appropriately admirable “with a nine-feet amber fountain” on the menu.
Nearly 200 policemen were deployed for aegis and about 4,000 guests abounding the bells to congratulate the babe of Karnataka’s backward political baton Jeevaraj Alva and Oberoi.
Sangeeta Bijlani and Sushmita Sen, who abounding the bells with babe Renee, fabricated up for the B-town quotient. Southside stars like Chiranjeevi, Sudeep and administrator Mani Ratnam were additionally present. However, the political attendance was a lot added arresting as Siddaramaiah, Venkaiah Naidu, RV Deshpande, DB Chandregouda, Narendra Babu, Roshan Beig and Mayor S Nataraj accustomed with their multi-car aegis convoys.
Saturday, October 30, 2010
Labels: Monica Bellucci
Friday, October 29, 2010
Karya Karina Saputri yang merekam sejawat-sejawat prianya dalam konteks personal berkait ruang kamar mereka masing-masing. Oleh Karin, kamar bukan hanya sebagai ruang fisik melainkan juga ruang batiniah. Kamar pribadi menurut Karin yang berkuliah di jurusan psikologi ini adalah juga sebentuk media representasi karakteristik manusia khususnya laki-laki. Karin memiliki ketertarikan pada penggalian karakteristik manusia khususnya pada teman-teman di sekitarnya.
Saat kita melihat foto seseorang, ini layaknya saat kita melihat orang bercermin dan kita melihat pantulan bayangannya. Ironisnya, orang yang bercermin itu tidak menyadari keberadaan kita. Bagaimanapun, fotografi juga mampu menjadi alat yang menegosiasikan pemahaman-pemahaman, mengafirmasi dan melegitimasi nilai-nilai baru. Fotografi memiliki potensi untuk memberi posisi tawar kepada pihak-pihak yang dianggap sebagai liyan dan menyimpang dari kecenderungan hegemonik. Farissa Achmadi yang akrab dipanggil Icha juga merekam sejawat-sejawat prianya.
Sekilas melihat nampak pria-pria sejawat Icha ini memiliki tato yang menempel di beberapa bagian tubuhnya. Dari perekaman-perekaman itu kita bisa merasakan bahwa Icha memiliki sebuah pembenaran atas kecenderungan tertentu yang bisa ditarik dari ranah subkultur.
Dalam tajuk Affair, Riksa Afiaty mencoba kemungkinan lain fotografi yang mampu menjadi medium tanda. Foto konsep Riksa menampilkan secara lebih jelas akan adanya rekayasa objek foto untuk menampilkan maksud tertentu. Mulai dari pose, warna, properti yang dipakai semuanya mengandung pemaknaan tertentu. Simbol dan ikon dipertunjukkan bisa menuntun atau mempertautkan pada makna yang dimaksud oleh si fotografer. Secara otomatis pemaknaan kita bakal lebih bukan hanya pada tataran denotatif dan harafiah melainkan juga pada sisi konotatif yang sarat akan permainan nilai.
Meicy Sitorus menampilkan dirinya mematut-matut diri untuk difoto sebagai pria melalui pakaiannya. Dari pakaiannya ia mencoba menggeneralisasi tipe-tipe pria berdasarkan pakaian dan penampilan luarnya. Yang ia tampilkan ini adalah sebuah “pemaknaan baru” (baca parodi) dari apa yang ia sering baca di majalah-majalah wanita. Suatu saat ia memiliki ketertarikan pada salah satu rubriknya yakni yang membahas tipe-tipe pria. Dari riset sederhana itu ia kemudian mencoba membayangkan seperti apa menjadi pria-pria yang telah dikategorisasi oleh media.
Oleh: Farissa Achmadi, Karina Saputri, Meicy Sitorus dan Riksa Afiaty
Thursday, October 28, 2010
William blake adalah seorang penyair, pelukis dan printmaker di abad 17 dari Inggris, menghabiskan banyak waktu hidupnya di London, Inggris. Beliau lahir pada 28 oktober 1757 di Broad Street, Soho, London. Anak ketiga dari 7 bersaudara, ayahnya adalah penjual kaos kaki dan pakaian dalam (hosier) beliau tidak pernah bersekolah dan dididik oleh ibunya, Catherine Wright Armitage Blake. Keluarga Blake adalah penganut paham dari gereja Moravian, di kemudian hari karya-karyanya banyak terinspirasi dari Bible.
Blake mulai menggambar dan berkarya pada barang-barang antik yunani yang diberikan oleh ayahnya, hal ini lebih disukai oleh beliau dibandingkan menggambar biasa. Dengan gambar-gambar ini Blake menemukan jati dirinya melalui karya-karya seniman besar seperti Raphael, Michelangelo, Marten Heemskerk dan Albrecht Durer. Keluarga sangat mengerti dengan sikap keras kepalanya dan tidak mengirimnya kesekolah kecuali untuk kelas menggambar. Beliau belajar membaca dan tertarik hanya dengan materi-materi yang ia sukai.
Blake mulai magang di tahun 1772 pada James Basire-nya Great Queen Street sebagai ilustrator lebih dari 7 tahun, keluar dari pekerjaannya, pada umur 21 tahun mulai menjadi ilustrator profesional. Sedangkan Basire yang masih menggunakan cara berkarya yang ketinggalan jaman mulai mengalami kemunduran. Pada masa magangnya dengan Besire, Blake sempat menjadi murid di Royal Academy sejak 1779, meski tidak membutuhkan biaya bahan-bahan untuk belajar yang dia butuhkan harus disediakan sendiri. Pada saat itu beliau melakukan perlawanan terhadap apa yang dianggapnya sebagai "unfinished style of fashionable painters" seperti Rubens, dan diperjuangkan oleh kepala sekolahnya Joshua Reynolds. Dari waktu kewaktu Blake semakin membenci sikap Reynold terhadap seni, terutama kejarannya pada "kebajikan umum" dan "kecantikan umum", dalam wacananya blake menulis "Disposisi abstraksi untuk mengeneralisir dan mengklasifikasikan adalah pencapaian tertinggi pengetahuan manusia" dan direspon oleh Blake dengan "Mengeneralisir merupakan kebodohan; menspesifikasi merupakan pencapaian tersendiri"
Beliau mulai bereksperimen dengan etsa relief pada umur 31, di tahun 1788, metode yang banyak digunakannya untuk buku, lukisan, dan pamfletnya. proses tersebut juga digunakan sebagai illuminated printing dan produk akhir dalam bentuk illumintaed books, dan cetak. Illuminated printing menyertakan tulisan dan teks dari puisi pada plat tembaga dengan pena dan kuas dengan menggunakan media tahan asam. Ilustrasi akhirnya muncul berdampingan dengan tulisan, cara ini diterpakan pertama kali dan ditemukan oleh Blake. Beliau mengetsa plat didalam asam untuk melarutkan bagian dari tembaga yang di ilustrasikan. Cara ini merupakan kebalikan dari etsa biasa, sehingga garis dapat terekspose oleh asam dan plat dicetak dengan cara intaglio. Kemudian cara ini menjadi cara yang lebih efektif dimasa tersebut untuk mencetak. Blake menggunakan cara ini untuk karya-karyanya seperti Songs of innocence and experience, The Book of Thel, The Marriage of Heaven and Hell dan Jerussalem.
Labels: Desain komunikasi visual, Ilustrasi, William Blake
The couple's abutting ancestors accompany and ancestors came calm to accession a acknowledgment to the to-be helpmate and benedict aftermost night, sources abutting to the amateur said.
“The absolute adornment was chic, affected and classy. It had the blow of aristocratic dejected claret in it all. Aftermost night's get calm was a clandestine activity with aloof the couple's ancestors accompany and ancestors arrive to it," they said.
However, the acceptable mehandi and sangeet commemoration is appointed to booty abode on Thursday, the sources said.
The 34-year-old amateur for whom the accretion bells would arena afterwards a acknowledged aperture of his most recent blur "Rakta Charitra", has been blubbering over his bride-to-be, the 28-year-old administration alum from London, whom he met afterward his parents' suggestion.
New Zealand candid drillmaster Mark Greatbatch on Thursday gave a anathema adjudication of his players' achievement adjoin Bangladesh, adage the Black Caps "played like dicks" and charge redeem themselves in India.
New Zealand this ages capitulated 0-4 in a one-day alternation adjoin unfancied Bangladesh, a aftereffect the bounded media has declared as a low point in the team's history.
"When you comedy abominably like that you've got to advanced up," Greatbatch told radio base Livesport from India, area New Zealand will abutting anniversary activate a bout that includes three Tests and bristles one-day internationals.
"It's actual devastating. We played like dicks absolutely and I accept there's one absolute thing, we've got a adventitious abutting anniversary to absolutely put it right."
Greatbatch was analogously edgeless in his appraisal of the team's top adjustment batsmen, who bootless to blaze adjoin Bangladesh.
"I anticipate some aren't acceptable enough, I anticipate some anticipate they are more good than they are," he said, abnegation to name the players he was apropos to.
The drillmaster said his batsmen bare to assignment out back a bearings appropriate assailment and back they bare backbone at the crease.
"What it requires is absolutely allocation out the candid accuracy and belief up the bearings that you're arena in and we've got some assignment to do in all those areas," he said.
New Zealand candid chiefs accept resisted above changes afterwards the Bangladesh humiliation, authoritative alone two changes to the Test ancillary to face India and instead ambience up a board of above players to appraise all aspects of the game.
Wednesday, October 27, 2010
Labels: Eva Longoria
Mungkin bagi kita kata ilustrasi sudah sangat familiar, terlebih lagi bagi desainer, seniman maupun pekerja estetika lainnya, namun sadarkah kita bahwa ilustrasi merupakan tonggak utama dokumentasi karsa manusia sejak peradaban awal?
Secara diksi ilustrasi merupakan karya yang membuat sekedar teks maupun suara menjadi tergambarkan dengan jelas dan atraktif, lebih spesifik lagi; ilustrasi menjadi representasi secara visual yang dituangkan menjadi gambar, lukisan, photo, atau karya lainnya sehingga orientasi dari subjek tersebut tersampaikan dengan jelas.
Menjelang manusia dapat merepresentasikan bahasa secara leksikal atau dengan simbol-simbol berbentuk huruf, manusia diperadaban awal mulai mendokumentasikan kegiatannya melalui gambar-gambar, gambar-gambar ini dibuat pada media-media seperti dinding gua, pelepah kayu, kulit binatang, batu dan sebagainya, bukti-bukti bukti kongkret peninggalan ilustrasi ini tentunya banyak sekali kita temukan referensinya. Sehingga simbol-simbol ini berubah menjadi tulisan atau huruf adalah representasi dinamisnya pengetahuan manusia. Meskipun ilustrasi adalah kebudayaan yang tergolong primitif, pengkaryaan visual dengan cara ini masih digunakan hingga saat ini dengan perkembangan yang paralel bersama teknologi. Dengan bukti-bukti ini maka pada dasarnya sulit merunut dan mengklasifikasi karya-karya ilustrasi dari masa kemasa, kemudian ditemukan karya-karya ilustrator handal yang sangat influentif sejak abad ke-15 hanya perangkuman singkat yang perlu diklarifikasi kembali.
Teknik ilustrasi berkembang sesuai perkembangan zaman, dimasa sekarang ilustrator bereksperimen dan berkarya dengan berbagai alat seperti; graphite, pena dan tinta, kuas, pensil warna, crayon, charcoal, kapur, pastel, marker, stylus begitu juga teknik yang digunakan hingga media pengaplikasian karya ilustrasi itu sendiri, sehingga pengindentifikasian ilustrator rasa lebih tepat dengan mengenal karakter karyanya masing-masing.
Dengan berkembangnya teknik ilustrasi ini, desainer maupun seniman berkarya lebih leluasa, namun faktor yang tak kalah pentingnya adalah dalam hal mereproduksi dan memultifikasi karya tersebut, hingga ditemukannya mesin cetak hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi para ilustrator, karya-karya diciptakan berulang-berulang secara manual hingga mencapai kuantitas tertentu. Penemuan alat maupun mesin cetak membantu ilustrator memperbanyak karyanya sehingga dapat dinikmati banyak orang sehingga berkembang menjadi alat propaganda yang efektif hingga masa sekarang.
Gambar dalam hal ini ilustrasi menjadi penting dengan fenomena arus informasi yang deras hingga sekarang, karya-karya visual menjadi alat presentasi yang ampuh mendeskripsikan maksud atau subjek untuk kepentingan yang beragam. Hal ini disebabkan kemampuan gambar itu sendiri yang bisa menceritakan dan mencitrakan sesuatu lebih dari sekedar kata-kata.
Keindahan, karakter, ketepatan penyampaian maksud oleh ilustrator dalam ilustrasinya ditempa oleh talenta, pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki oleh ilutrator itu sendiri. Melalui penilaian teknis tersebutlah seorang ilustrator dipandang dan membesarkan namanya.
Labels: Artikel, Desain komunikasi visual, Ilustrasi
Tuesday, October 26, 2010
During the Oligocene epoch, the aboriginal Mastodons lived in Africa and their beyond birth advance over Asia, Europe and assuredly to Northern America about 15 actor years ago in the Miocene (23.8 to 5.3 actor years ago.) The aftermost Long-jawed Mastodons lived in North America and became abolished abreast the end of the Pleistocene (1.8 actor to 11,000 years ago)
She will anon be apparent acting adverse south demi God Rajnikanth in an accessible flick blue-blooded “Hara”.
Sources accompaniment that Vidya has been roped in by blur makers to comedy the advance adult adverse Rajnikanth. Vidya is afraid to act in South films. She is appealing abundant absorbed to be a allotment of a big project.
“Hara” is a 3D computer activated actual drama. In the blur Rajnikanth plays the role of an activated character.
The blur is actuality directed, produced, accounting and advised by Soundarya, Rajnikanth’s daughter. The blur will be produced beneath the banderole of Ocher Picture Productions.
Monday, October 25, 2010
Labels: Asian Models Wallpapers, Japanese Models