Wednesday, April 27, 2011

Pertama kali menonton film Kill Bill, reaksi saya adalah “how very wow!!!!ni film alurnya engga biasa dan hampir semua adegannya keren banget!” Bukan karena scene-scenenya tampak sadis, tetapi secara visual memang ‘sadis’nya digambarkan unik, menurut saya ya, entah menurut anda. Dan dari situ saya mencari cari siapa gerangan sutradara dibalik film ini, dan sang sutradara ternyata bernama Quentin Tarantino. Sejak itu saya mengikuti setiap film-film yang ia buat, dan memang beliau ini piawai membuat alur cerita yang unik. Satu lagi yang saya suka dari film-filmnya adalah soundtracknya! Soundtracknya pun unik. Mau tahu profil lengkap Quentin Tarantino dan sepak terjangnya? Mari....

Quentin Tarantino lahir di Knoxville, Tennessee, anak dari Connie McHugh Tarantino Zastoupil, seorang eksekutif produk kesehatan dan perawat yang lahir di Knoxville, dan Tony Tarantino, seorang aktor dan musisi amatir yang lahir di Queens, New York. Ayah Tarantino blasteran Italia dan Amerika, ibunya adalah seorang Irlandia dan juga keturunan dari suku Cherokee. Tarantino dibesarkan ibunya, karena orang tuanya bercerai sebelum ia lahir. Ketika dia berumur dua tahun, dia dan ibunya pindah ke Torrance, California, dan kemudian pindah ke Harbor City dimana dia bersekolah di Fleming Junior High School di Lomita dan mengambil kelas drama. SMA nya di Narbonne High School di kota Harbor tetapi hanya bertahan di awal ia sebagai anak baru lalu keluar di umur 15, untuk mengikuti kelas akting di James Best Theatre Company di Toluca Lake. Di umur yang ke 22 ia bekerja di Video Archives, toko video yang sebenarnya tidak berfungsi seperti toko video rental, yang berada di pantai Manhattan, dimana dia dan teman-temannya sesama penggemar film seperti Roger Avary, menghabiskan waktunya sepanjang hari mendiskusikan film dan merekomendasikan video-video kepada para pembeli. Dia menaruh perhatian untuk beberapa jenis film yang orang-orang suka sewa dan menyebutkan pengalamannya ini sebagai inspirasi dari karir sutradaranya.

Karir film Tarantino dimulai ketika ia bertemu Lawrence Bender di sebuah pesta Holywood, Bender mendorongnya untuk menulis sebuah naskah. Tarantino mensutradarai dan menulis sebuah film, My Best Friend’s Birthday di tahun 1987. Pita terakhir dari film itu hancur terbakar di labotarium ketika sedang di edit tetapi naskahnya bisa menjadi naskah dasar dari film True Romance Di Januari 1992, film Tarantino, Reservoir Dog’s diputar di Sundance Film Festival dan segera menjadi hit.

Naskah Tarantino, True Romance dipilih dan dirilis pada tahun 1993. Naskah kedua Tarantino yang terjual adalah Natural Born Killers, dimana direvisi kembali oleh Dave Veloz dan Richard Rutowski. Tarantino juga mengerjakan proyek-proyek film seperti Speed dan Men In Black. Dia pergi ke Amstedam untuk mengerjakan naskahnya untuk film Pulp Fiction. Setelah Pulp Finction lengkap, ia menyutradarai episode keempat dari Four Rooms, ‘The Man from Hollywood”, tribut untuk episode Alfred Hitchkock Presents, yang pemainnya adalah Steve McQueen.

Film ketiga Tarantino adalah Jackie Brown (1997), sebuah adaptasi dari Rum Punch, , novel dari Elmore Leonard. Tarantino juga berencana membuat film mengenai perang yang berjudul Inglourious Bastards, tetapi menundanya karena menulis dan menyutradarai Kill Bill, sebuah sinema “balas dendam” dengan sentuhan yang cukup tinggi dengan menggunakan bela diri dari Wuxia (pencak silat ala Cina), Jidaigeki (sinema ala Jepang), Spaghetti Westerns dan horor ala Italia.

Di Critics Choice Awards, sebuah upacara penghargaan untuk Tarantino, dia mengatakan bahwa ia memulai membuat film di umur 20-an. Musik adalah bagian terpenting dari gaya membuat filmnya. Dia mengatakan dia akan mendengar musik di kamar tidurnya dan menciptakan naskah yang masih ada korelasinya dengan musik yang sedang dimainkan.

Di tahun 2007 di bulan Agustus, ketika mengajar sebuah kursus selama 4 jam sepanjang Cinemanila International Film Festival di Manila, Tarantino menyebut Filipino, sutradara dari Cirio Santiago, Eddie Romero, dan Gerardo de Leon sebogai ikon-ikon personalnya dari tahun 1970 an, dan menyebut film-film De Leon’s sebagai ‘pemadam yang hidup dan jiwa yang pecah.

Gaya membuat film Tarantino yang berbeda membuat ia mendapatkan banyak penghargaan di seluruh dunia. Menurut Tarantino, ada ciri berulang dalam semua film-filmnya, yaitu rasa humor yang berbeda dalam semua film, dimana penonton menertawakan hal-hal yang sebenarnya tidak lucu.

Tarantino menggunakan julukan rasial dalam film-filmnya, dan julukannya menurut beberapa orang kadang menyinggung, seperti kata “nigger” atau negro. Dalam sebuah wawancara yang membahas filmnya Jackie Brown, Spike Lee menanyakan mengenai hal ini dalam wawancaranya di majalah Variety, Lee mengatakan :”Saya tidak apa-apa tentang kata “nigger” itu, saya menggunakannya, tetapi Quentin tergila gila dengan kata itu. Apa maunya? Ingin dihormati sebagai kulit hitam?” Tarantino meresponnya di Charlie Rose dengan menyatakan:”Sebagai penulis, saya meminta hak untuk menulis karakter apa saja di dunia ini dengan apa saja yang ingin saya tulis. Saya meminta hak untuk menjadi seperti mereka dan saya meminta hak untuk mengatakan yang sebenarnya sebagaimana memang mereka seperti itu, ok. Dan untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa melakukannya karena saya seorang kulit putih, tetapi Hughes bersaudara bisa karena mereka memang seorang kulit hitam, itu baru namanya rasis. Itulah yang disebut rasis. Dan saya tidak menerima itu... Inilah bagaimana sebuah segmen dari komunitas kulit hitam yang tinggal di Compton, tinggal di Inglewood, dimana Jackie Brown berdomisili, di Carson, begitulah cara mereka bicara. Saya mengatakan yang sebenarnya. Ini semua tidak akan dipertanyakan jika saya berkulit hitam, dan saya menerima pertanyaan seperti itu karena saya adalah seorang kulit putih. Saya punya hak untuk mengatakan yang sebenarnya. Saya tidak punya hak untuk berbohong” Dan ternyata Samuel L. Jackson, seorang aktor berkulit hitam, mendukung Quentin, Jackson tidak merasa kata “nigger” dalam film Quentin membuat orang kulit hitam tersinggung. Jackson mengatakan justru film Jackie Brown ini adalah film yang bagus.Denzel Washington juga mengatakan bahwa film Jackie Brown menggunakan penggunaan kata menunjuk pada rasa dalam film ini dengan baik.

Satu kata buat Quentin Tarantino, JENIUS!!!!

By Zoe
Referensi: en.wikipedia.org,www.imdb.com,www.everythingtarantino.com, www.godamongdirectors.com, movies.nytimes.com

0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY