Tuesday, November 30, 2010

Pada abad ke-19, Frederick Winslow Taylor menemukan bahwa ia dapat menyekop tiga kali lipat dari jumlah batubara yang dilakukan oleh para pekerja dengan secara bertahap mengurangi ukuran dan berat sekop batubara sampai tingkat menyekop tercepat dicapai, dan terciptalah metode “manajemen ilmiah”, yaitu metode yang optimum untuk melaksanakan suatu tugas yang diberikan. Di awal 1900-an metode Taylor diperluas oleh Frank dan Lilian Gilberth untuk mengembangkan Time and Motion Studies yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi dengan menghilangkan langkah-langkah dan tindakan yang tidak perlu, dengan pendekatan ini Gilberth mengurangi jumlah gerakan dalam Pemasangan Batu Bata 18-4,5 batu bata per jam, sehingga tukang batu dapat meningkatkan produktivitas mereka menjadi 120-350 batu bata per jam.Pada perang Dunia ke II dimana mesin-mesin baru dan persenjataan yang kompleks berkembang, Alphonse Chapanis, seorang Letnan di angkatan darat AS di tahun 1943 menunjukan bahwa kesalahan pilot dapat sangat dikurangi ketika lebih banyak peralatan kontrol dalam kokpit pesawat yang rumit digantikan oleh perangkat yang lebih logis, mudah dimengerti dan dapat dengan mudah dikenali dan dibedakan satu sama lain.

Benang merah dari semua peristiwa-peristiwa di atas adalah ergonomi. Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk membuat sistem kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien. Istilah Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergon (bekerja) dan nomos (hukum alam). Dasar-dasar ilmu ergonomic tampaknya telah diletakkan dalam konteks budaya Yunani kuno. Sejumlah bukti menunjukan bahwa peradaban Yunani di abad ke-5 SM telah menggunakan prinsip-prinsip ergonomis dalam perancangan peralatan-peralatan mereka, pekerjaan, dan tempat kerja. Hippocrates mendeskripsikan bagaimana kerja seorang ahli bedah harus dirancang dan bagaimana alat yang dia gunakan harus diletakkan dan diatur sedemikian rupa.

Ergonomi wajib diterapkan untuk peningkatan kualitas kehidupan kerja karena berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja pada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja. Karena perancangan ergonomis yang baik diperlukan untuk mencegah atau menghindari terjadinya cedera akibat ketegangan atau tekanan pada anggota tubuh secara terus menerus, karena jika semakin parah dapat menyebabkan kecacatan fisik. Keselamatan dan kesehatan kerja tergantung pada sejauh mana faktor ergonomik diperhatikan di perusahaan tersebut, keluhan yang berhubungan dengan penurunan kemampuan kerja, berupa kelainan pada sistem otot-rangka misalnya, bisa saja luput dari sistem audit keselamatan dan kesehatan kerja yang ada pada umumnya, padahal data menunjukan kompensasi biaya langsung akibat kelainan ini menempati ranking pertama (sekitar 30%) dibandingkan dengan bentuk kecelakaan-kecelakaan kerja yang lain.

Kondisi yang menunjukan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik sebagai berikut:

  • Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
  • Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
  • Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
  • Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung atau pinggang
  • Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karateristik fisik pekerja
  • Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
  • Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau atau jongkok
  • Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap atau redup
  • Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
  • Komitmen kerja yang rendah
  • Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

Dengan menerapkan ergonomi dengan baik, sistem-sistem kerja dalam semua divisi departeman dirancang sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kemampuan dan keterbatasan (fisik, psikis, dan sosioteknis) dengan pendekatan human-centered design (HCD), karena ergonomi diterapkan untuk memenuhi maksud dan tujuan akan kesehatan dan produktivitas. Adalah suatu hal yang relevan dalam proses mendesain hal-hal seperti bagaimana furniture yang aman dan mudah digunakan sebagai perangkat antarmuka bagi manusia dan mesin. Ergonomi juga dapat membantu mengurangi pengeluaran biaya berlebih dengan meningkatkan keselamatan. Hal ini akan mengurangi uang yang dibayarkan sebagai kompensansi para pekerja. Sebagai contoh, lebih dari lima juta pekerja mengalami cedera over extension per tahun, tetapi melalui ergonomi, tempat kerja dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pekerja nyaman, fleksibel mengerjakan pekerjaannya dengan nyaman, aman, cepat dan industri manufaktur dapat menghemat miliaran untuk kompensasi pekerja.

Untuk mengaplikasikan ergonomi yang baik dalam suatu perusahaan, perusahaan bisa mengambil pendekatan secara reaktif atau pro aktif. Reaktif adalah ketika sesuatu perlu diperbaiki dan tindakan korektif diambil. Proaktif adalah proses untuk mencari area yang dapat ditingkatkan dan memperbaiki masalah sebelum masalah menjadi besar. Masalah bisa diperbaiki mungkin melalui desain peralatan, desain tugas, atau desain lingkungan. Desain pada peralatan atau perangkat akan merubah bentuk dan tampilan fisik pada perangkat yang digunakan oleh pekerja. Desain tugas merubah apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara menggunakan peralatan yang digunakan. Desain perubahan lingkungan merubah ruang lingkup dimana orang bekerja, bukan bentuk peralatan fisik yang mereka gunakan.
Written by : Zoewinna Louisa

Reference:
http://pinginpintar.com
Wikipedia





0 Comments:

Post a Comment



 

FREE HOT BODYPAINTING | HOT GIRL GALERRY